SEBAB
AKIBAT

Flat-Head Syndrome

PENYEBAB
KEPALA
PEYANG

Genetic dan Non Genetic

Terjadinya kepala peyang pada bayi dapat disebabkan secara genetic (perubahan sel gen tulang kepala atau disebut Craniosynostis) atau nongenetic (perubahan tulang kepala disebabkan oleh faktor external). Pada umumnya kepala peyang pada bayi terjadi dikarenakan faktor external non-genetik.

PENEMPATAN
POSISI TIDUR

Non Genetic

 

Tidur terlentang dengan posisi yang sama secara terus menerus merupakan penyebab terjadinya kepala peyang yang sering disebut brachicephaly atau kepipihan di bagian belakang kepala.

Posisi tidur terlentang ini dianjurkan untuk menghindari SIDS (Sudden Infant Death Syndrome), namun jika posisi tidak berganti maka tekanan satu arah pada tulang kepala yang
masih lunak dapat menyebabkan kepala peyang.

Posisi tidur terlalu lama atau di dalam gendongan, kursi dorong bayi, ayunan bayi (swing) dapat menyebabkan kepala peyang.

PROSES MELAHIRKAN
& KEHAMILAN KEMBAR

Non Genetic

 

Proses melahirkan normal

Tekanan pada kepalay bayi ketika melewati jaluar persalinan sempit, pada umumnya kepala bayi akan normal kembali dalam beberapa minggu, namun ini harus diperhatikan jika dibiarkan akan menjadi peyang

 

 

Proses melahirkan dengan bantuan alat vakum

tekanan tarikan dari alat vakum dapat menyebabkan sisi bagian kepala yang tertarik menjadi peyang.

 

 

 

Kehamilan Kembar

ruang gerak yang sempit pada kehamilan kembar dapat menyebabkan kepala bayi menjadi peyang

CRANIOSYNOSTOSIS

Genetic

 

 

Photo Credit to: Centers for Disease Control and Prevention, National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities

Craniosynostosis adalah kelainan bentuk tulang kepala yang disebabkan oleh penutupan dini sutura/sambungan tulang-tulang kepala bayi sebelum otak bayi tumbuh dengan sempurna.

Tulang kepala bayi terdiri dari 4 bagain dimana keempatnya akan ikut membesar seiring membesarnya oak. Umumnya bagian otak ini akan menutup dalam whatu 2-3 tahun. Pada kasus Craniosyosinostosis, sambungan tulang-tulang ini menutup terlalu cepat bersama-sama, akibatnya tulang kepala tidak membesar dan otak tidak berkembang semestinya.

Biasanya kelainan ini diketahui sejak lahir atau setelahnya dengan ciri-ciri seperti “no soft spot” (ubun2 bayi keras seperti tertutup), atau ukuran tengkorak kepala tidak berkembang.

Untuk mengetahui lebih lanjut dapat lihat disini https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/craniosynostosis.html#:~:text=What%20is%20Craniosynostosis%3F-,Craniosynostosis%20is%20a%20birth%20defect%20in%20which%20the%20bones%20in,flexible%20material%20and%20called%20sutures

PENGARUH
KEPALA
PEYANG

PENGARUH
ASIMETRIS WAJAH

 

Pembentukan tengkorak kepala yang tidak normal dapat membuat bentuk muka menjadi tidak simetri seperti berikut:

  • pertumbuhan kedua telinga menjadi tidak sejajar
  • pembentukan tulang pipi yang tidak sejajar mengakibatkan
  • wajah menjadi besar sebelah
  • pembentukan tulang rahang yang tidak sejajar mengakibatkan gigi yang tidak merata dan membuat mulut tidak bisa menutup

PENGARUH
PERTUMBUHAN OTAK

 

brain flat head

Pada kondisi keadaan bentuk kepala peyang yang tidak terlalu berat, tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan otak, tetapi sebaiknya dicegah jangan sampai terjadi. Bentuk kelainan kepala mempengaruhi pembagian struktur isi dalam kepala

Pada tahun 2010, hasil penelitian dari Speltz dan Collett, menyimpulkan, “Positional Plagiocephaly mempengaruhi awal perkembangan syaraf terutama fungsi motorik”. Hal ini diikuti dengan studi terbaru mereka, Juli 2011, yang menyimpulkan, “Balita dengan kondisi positional plagiocephaly akan mengalami pertumbuhan yang terlambat jika dibandingkan dengan balita tanpa kondisi tersebut.”